![]() |
| Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band Album Cover |
Lennon, Paul McCartney, George Harrison, dan Ringo Starr bersatu padu dan berani melakukan apa pun untuk menciptakan karya yang magis dan transcend ini. Ada suara orkestra, ada brass section,
dan ada permainan gitar serta piano yang belum pernah terdengar sebelumnya.
Dirilis di Inggris tanggal 1 Juni 1967, Sgt. Pepper’s juga menjadi deklarasi mahapenting bagi perubahan musik rock. Bagi The Beatles sendiri, album ini menjadi ucapan selamat tinggal kepada "Beatlemania", tur dunia, dan lagu-lagu cinta.
"Waktu itu kami sudah muak menjadi The Beatles. Kami bukan lagi anak-anak, namun sudah menjadi lelaki dewasa. Kami sudah menjadi artis, bukan lagi musisi pertunjukan," kata McCartney dalam biografinya, Many Years From Now, yang ditulis oleh Barry Miles.
Di saat yang sama, Sgt. Pepper’s seperti menjadi petunjuk bagi sebuah musim yang penuh harapan, penuh gejolak, dan juga penuh pencapaian di akhir dekade 1960, khususnya "Summer Of Love" tahun 1967.
Dengan warna-warni instrumentasi dan lirik yang penuh fantasi, Sgt. Pepper’s membuat subur optimisme psikedelia dan menyebarkan cinta sekaligus narkotika.
Sejak itu dan sampai kini belum ada album yang berhasil menimbulkan dampak sedahsyat Sgt. Pepper’s. Musik album ini menjadi dokumentasi band rock terbesar di dunia yang berada di puncak tertinggi dalam menyebarkan pengaruh dan memenuhi ambisi mereka.
"Itu menjadi puncak," kata Lennon tahun 1970 tentang Sgt. Pepper’s dan kolaborasinya dengan McCartney. "Paul dan saya jelas bekerja bersama-sama," sambung Lennon. McCartney menyumbang (Woke up, fell out of bed) untuk nomor Lennon, A Day In The Life, dan sebaliknya Lennon untuk McCartney (It can’t get no worse) dalam nomor Getting Better.
"Sgt. Pepper’s merupakan upaya terbesar kami," kata Starr dalam otobiografi The Beatles Anthology. "Hal yang paling mendasar. Siapa pun yang punya ide terbaik, itulah yang dipakai. Tidak ada yang egois mengatakan ’itu ide saya’," ujar Starr.
Dua komposisi pertama Sgt. Pepper’s direkam tanggal 6 Desember 1966, yakni When I’m Sixty Four karya McCartney dan Strawberry Fields Forever milik Lennon. Namun, "ulang tahun" Sgt. Pepper’s terjadi tanggal 29 Agustus 1966 tatkala The Beatles tampil dalam konser terakhir mereka di San Francisco, Amerika Serikat.
Semuanya dimulai oleh McCartney ketika berada di pesawat dalam perjalanan ke London, Inggris, dari liburan di Kenya bulan November 1966. Ia mengusulkan agar The Beatles tampil sebagai band rekaan atau fiktif, yang bernama Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band.
"Kami berpura-pura menjadi orang lain," katanya dalam buku The Beatles Anthology. "Dengan begitu, Anda merasa terbebaskan. Anda bisa melakukan apa pun di saat berada di depan corong suara dan memainkan gitar karena itu bukanlah Anda," lanjutnya.
Sebetulnya cuma ada dua lagu McCartney yang berkaitan langsung dengan band rekaan tersebut, yakni nomor Sgt. Pepper’s Lonely Hearts Club Band itu sendiri dan With A Little Help From My Friends yang dinyanyikan oleh Starr. "Lagu-lagu lainnya tidak berkaitan dan bisa saja dimasukan ke album-album yang lain," ungkap Lennon.
Meskipun begitu, lagu-lagu seperti Being For The Benefit Of Mr Kite! karya Lennon dan Fixing A Hole milik McCartney sungguh cocok menempati alur cerita Sgt. Pepper’s. Lebih dari itu, keseluruhan album Sgt. Pepper’s merupakan sebuah musik yang kohesif yang bercerita tentang keadaan sehari-hari.
Dari sekitar 700 jam yang dihabiskan ketika merekam Sgt. Pepper’s mulai akhir tahun 1966 sampai April 1967, The Beatles cuma memerlukan waktu tiga hari untuk menyelesaikan Lucy In The Sky With Diamonds. Adapun nomor yang paling kompleks, A Day In The Life, membutuhkan waktu penyelesaian selama lima hari.
Uniknya, suara piano dalam nomor A Day In The Life dimainkan oleh lima orang: Lennon, McCartney, Starr, George Martin (produser), dan Mal Evans (roadie The Beatles). Sementara Within You Without You, yang menjadi pembuka Muka Dua piringan hitam Sgt. Pepper’s, hanya menampilkan rekaman Harrison seorang diri.
Sampul depan album Sgt. Pepper’s menjadi mahakarya seni visual tersendiri. Keempat personel The Beatles yang dengan pakaian marching band yang terbuat dari satin yang difoto oleh Michael Cooper berdiri di depan papan bergambar (cardboard) tokoh-tokoh sejarah hasil karya Peter Blake.
Sgt. Pepper’s juga menjadi album rock pertama yang memuat lengkap lirik semua lagu. "Walaupun begitu, Sgt. Pepper’s menempati urutan pertama 500 Album Terbaik Sepanjang Masa bukan karena menjadi pelopor serba pertama. Ia karya terbaik yang pernah dilakukan The Beatles sebagai musisi, pelopor, dan bintang pop," tulis Rolling Stone.
"Seperti kata McCartney, album itu seperti ’kami sedang mengadakan sebuah pertunjukan yang bagus’. Pertunjukan itu tidak pernah berhenti," tulis Rolling Stone lagi.
source: google.co.id
.jpg)
Posting Komentar